Kamis, 12 September 2013

feature





Judul                :  Meron sebagai Peringatan Maulud Nabi
Tujuan             : 1. Mengulas apa itu meron
                          2. Menceritakan secara detail sejarahnya meron
Sasaran            : umum
Materi              : 1. Pengertian meron secara umum
                          2. Pengertian meron secara khusus
Pelaku                         : 1.Angga
                          2. Anggi
                         3. Yani
                         4. Edy purnomo
Sinopsis        : Siang hari terik panas matahari yang menemani perjalanan angga dan anggi untuk pergi ke suatu tempat dan sengaja melewati jalan lintas sukolilo yang kebetulan hari itu merayakan hari maulud Nabi dan mengalami kemacetan saat menuju jalan sebelum  arah sukolilo. Kemudian mereka berdua penasaran dengan kemacetan jalan ini disebabkan karena apa kemudian mereka berdua bertanya-tanya kepada yani penduduk asli sukolilo yang berada diluar menyaksikan keramaian meron juga setelah mendapat penjelasan arti meron itu apa anggi menginginkan untuk pulang namun angga mengajak anggi untuk bertanya langsung kepada ketua panitianya langsung biar afdol yaitu bapak edy purnomo kemudian menjelaskan secara detail apa itu meron.
Treatmen
Adegan 1 : Angga dan anggi jalan-jalan melewati desa sukolilo yang mengalami kemacetan
Adegan 2 : Dialog  bersama Yani pengunjung kerumunan Meron
Adegan 3 : Wawancara dengan Edy Purnomo Ketua Panitia Grebeg Budaya Tradisi Meron Desa Sukolilo, Kabupaten pati
Naskah Dialog
FX : Suara kendaraan bermotor dan ramainya kerumunan orang
Angga : Wah sepertinya jalanan depan kita macet nggi
Anggi : Iya ngga, kira-kira ada apa ya ? sampai-sampai jalanan macet seperti ini.
Angga : Bikin penasaran saja ini nggi. Bagaimana kalau kita berhenti dan cari tau tentang kemacetan ini
Anggi : Alah aku tidak mau cuaca panas kayak gini kok mau turun dan berlama-lama disini.
Angga : Dasar cewek memang rempong kena panas saja sudah ngeluh.
Anggi : Ya wajarlah cewek tuh selalu menjaga kulitnya dari sinar matahari. Emangnya kamu cuek sama penampilan. Nggak banget deh.
Angga : Sudahlah jangan mikir yang lain.bukankah kita masih punya tanggungan buat tugas akhir semester? Nah ini cocok untuk membantu tugas kita. Apa kamu tidak mau tugas kamu cepet selesai mumpung ada kesempatan?
Anggi : Iya kamu benar juga ngga mungkin itu bisa membantu tugas kita dalam pembuatan tugas akhir semester.
Narator : Saudara mendengar percekapan antara angga dan anggi yang melewati jalan sukolilo dan menglami kemacetan. Sedangkan anggga ingin turun dan mendapatkan informasi dari kemacetan tersebut namun anggi awalnya tidak mau karena panas pada akhirnya anggi mau turun dan mencari informasi dengan angga untuk bahan referensi tugas akhir semester.
Angga : Nggi siapa yah yang ingin kita wawancarai soal kemacetan ini?
Anggi : Siapa aja boleh.
Angga : Ah kau ini masih saja bercanda ini untuk tugas kita!
Anggi : Iya-iya aku nggerti. Itu sebelah parkiran ada orang banyak juga pilih salah satu dan wawancarai.
Angga : Aku juga tau kalau disana ada orang banyak tapi bingung mau Tanya sama siapa
Anggi : Sama mbak-mbak itu aja ngga yang pake baju merah
Angga : Oh iya sepertinya dia lagi santai dan bisa diwawancarai. Yuk kita mendekatinya nggi
Anggi : Siap.
Angga : Maaf mbak bisa minta waktunya sebentar untuk bertanya-tanya kepada mbak?
Yani    : Iya mas ada yang bisa saya bantu ?
Angga : Iya mbak,sebelumnya dengan siapa saya bicara?
Yani    : Nama saya yani penduduk asli disini.
Angga : Saya mau bertanya mbak, sepanjang jalan mendekati desa sukolilo kok macet itu ada apa mbak bukankah ramainya saat sore ketika orang pulang bekerja atau pun pelajar yang pulang sekolah?
Yani     : Begini mas jalanan macet karena para penduduk asli sukolilo ataupun penduduk dari daerah lain sedang ramai mengerumuni perayaan meron dalam peringatan maulud nabi pada siang hari ini tepatnya.
Angga : Meron itu apa ya mbak?
Yani     : Meron adalah arak-arakan nasi tumpeng yang menurut masyarakat setempat disebut Meron. Nasi tumpeng tersebut dibawa ke masjid Sukolilo sebagai kelengkapan upacara selamatan. Prosesi Meron tersebut diikuti oleh aneka ragam kesenian tradisional setempat. Setelah upacara selamatan selesai, nasi Meron kemudian dibagikan kepada seluruh pengunjung. Kalau ingin lebih tau jelasnya secara detail tentang meron mbak dan mas bisa Tanya langsung pada ketua panitianya.
Anggi : Jadi begitu mbak intinya meron itu seperti ap. menurut mbak acara ini sangat berkesan nggak sih untuk mbak?
Yani   : Tentunya saya sangat berkesan mbak karena setiap malam pasti ramai orang-orang masyarakat sekitar berbondong-bondong untuk dating ke pasar malam sampai jalanan juga macet walaupun malam hari apalagi kalau malam minggu wah tidak bisa ditebak lagi pasti jalanan rata-rata anak muda namun para keluarga juga tidak kalah banyaknya untuk maramaikan pasar malam disukolilo.
Angga : Oh jadi begitu ya mbak, sebelumnya saya minta maaf mengganggu waktunya. Terimakasih atas info dan penjelasannya mbk.
Yani    : Oh iya tidak apa-apa mas.
Narator : Saudara mendengar percakapan antara angga dan anggi dengan yani penduduk sukolilo untuk mewawancarai apa itu meron dan penjelasan mengenai meron.
Anggi : Nah, ngga kita udah agak tenang sudah mendapatkan informasi tentang meron dengan mbak yani tadi bukankah itu cukup untuk membantu tugas kita?
Angga : Ah kau ini, segitu belum cukup nggi kita harus Tanya kepada orang lain lagi!
Anggi : Hah! Apa Tanya sama orang lagi. Ini hari semakin panas terik matahari semakin ditengah itu artinya tanda panas sangat memuncak, eh kamu malah ngajak wawancara lagi.
Angga : Ya sudah kalau tidak mau, kamu aku tinggal disini apa mau?
Anggi : G mau ngga, y sudah aku ikut saja
Angga                          : Nah, begitu dong jangan jadi cewek yang manja kita harus wawancara lagi biar afdol sama ketua panitia meron itu sendiri. Bagaimana setuju nggi?
Anggi              : Ok setuju.
Angga             : Maaf pak mengganggu sebentar saya ingin bertanya siapa ya panitia dari grebeg meron ini?
Edy purnomo : Oh kebetulan saya sendiri yang jadi ketua panitianya mas, adakah yang bisa saya bantu?
Angga                         : Oh jadi bapak sendiri ketua panitianya kebetulan sekali ketemu dengan bapak, begini pak saya ingin bertanya-tanya tentang tradisi meron yang dilaksanakan pada siang hari ini. Menurut bapak secara detailnya meron itu seperti apa?
Anggi              : Iya pak kami ingin mengetahui informasi tentang tradisi ini untuk bahan tugas akhir semester
Edy purnomo : Oh jadi begitu baiklah saya akan menjawab pertanyaan kalian berdua, jadi begini mbak Meron adalah tradisi memperingati kelahiran nabi Muhammad juga berlangsung di kecamatan Sukolilo, 27 km arah selatan Pati.. Upacara ini ditandai dengan arak-arakan nasi tumpeng yang menurut masyarakat setempat disebut Meron. Nasi tumpeng tersebut dibawa ke masjid Sukolilo sebagai kelengkapan upacara selamatan. Prosesi Meron tersebut diikuti oleh aneka ragam kesenian tradisional setempat. Setelah upacara selamatan selesai, nasi Meron kemudian dibagikan kepada seluruh pengunjung. Jalanan sepanjang satu kilometer yang membelah Pegunungan Kendeng Utara di Desa sukolilo kabupaten pati jawa tengah  mengalami kemacetan. Mereka mengerumuni arak-arakan 14 meron atau gunungan yang menyerupai tombak yang ujungnya terdapat lingkaran berisi ayam jago atau masjid. Gunungan itu sangat khas, karena terbagi menjadi tiga bagian. Bagian teratas adalah mustaka yang berbentuk lingkaran bunga aneka warna berisi ayam jago atau masjid.  Ayam jago menyimbolkan semangat keprajuritan, masjid merupakan semangat keislaman, dan bunga simbol persaudaraan. Bagian kedua gunungan itu terbuat dari roncean atau rangkaian ampyang atau kerupuk aneka warna berbahan baku tepung dan cucur atau kue tradisional berbahan baku campuran tepung terigu dan tepung. Ampyang melambangkan tameng atau perisai prajurit dan cucur lambang tekad manunggal atau persatuan. Adapun bagian ketiga atau bawah gunungan disebut ancak atau penopang. Ancak itu terdiri ancak atas yang menyimbolkan iman, ancak tengah simbol islam, dan ancak bawah simbol ikhsan atau kebaikan.
Anggi              : Lalu bagaimana masyarakat menaggapi semua itu pak?

Edy purnomo :  Masyarakat Sukolilo mempercayai  barang siapa memperoleh salah satu dari bagian-bagian gunungan itu akan mendapatkan berkah sesuai dengan makna lambang-lambang itu.
Angga                         : Apakah ada sejarah yang mendasari meron tersebut pak?
Edy purnomo : tentunya ada , Tradisi Meron merupakan tradisi tahunan yang digelar masyarakat Desa Sukolilo setiap peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW. Tradisi itu tumbuh sejak abad XVII. Waktu itu, Sukolilo masih kademangan di bawah Kasultanan Mataram di bawah perlindungan lima bersaudara yang kerap disebut pendawa Sukolilo, yaitu Sura Kadam, Sura Kerto, Sura Yuda, Sura Dimejo, dan Sura Nata.
Sura Kadam merupakan salah satu abdi dalem Kasultanan Mataram. Dia menjadi penunjuk jalan sekaligus prajurit mata-mata Kasultanan Mataram ketika Bupati Pati, Wasisjoyokusuma, tidak mau tunduk kepada Kasultanan Mataram. Ketika pasukan Kasultanan Mataram sampai di Sukolilo, terjadilah pertempuran dengan prajurit Pati. Namun, pertempuran itu berakhir dengan damai berkat kepiawaian berdialog Sura Kadam dan empat tumenggung Kasultanan Mataram.
Untuk merayakan kemenangan perdamaian itu, digelarlah Tradisi Meron yang berarti gunungan keprajuritan yang membawa pepadhang (penerang) persaudaraan dan perdamaian.
Anggi              : Apa saja di dalam  gunungan tersebut apakah ada makna tersendiri atau bagaimana pak?
Edy purnomo : meron yang berasal dari bahasa jawa rame dan iron-tiron-tiruan.
Dalam arak-arakan acara tersebut, diiring beberapa gunungan yang sangat khas, karena terbagi menjadi tiga bagian.
1. Bagian teratas adalah mustaka yang berbentuk lingkaran bunga aneka warna berisi ayam jago atau masjid  Ayam jago menyimbolkan semangat keprajuritan, masjid merupakan semangat keislaman, dan bunga simbol persaudaraan.
2. Bagian kedua gunungan itu terbuat dari roncean atau rangkaian ampyang atau kerupuk aneka warna berbahan baku tepung dan cucur atau kue tradisional berbahan baku campuran tepung terigu dan tepung. Ampyang melambangkan tameng atau perisai prajurit dan cucur lambang tekad manunggal atau persatuan.
3. Adapun bagian ketiga atau bawah gunungan disebut ancak atau penopang. Ancak itu terdiri ancak atas yang menyimbolkan iman, ancak tengah simbol islam, dan ancak bawah simbol ikhsan atau kebaikan.
Angga                         : Terimakasih atas informasi yang bapak berikan pada kami. Sukses untuk acara grebek meronnya ya pak saya pamit dulu. Assalamualaikum
Edy purnomo : walaikumsalam
Narrator           : Demekian  tadi percakapan angga dan anggi dengan pak edy purnomo ketua panitia grebek meron yang menjelaskan secara detail apa itu meron.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar