Judul : Meron sebagai Peringatan Maulud Nabi
Tujuan : 1. Mengulas apa itu meron
2. Menceritakan secara detail sejarahnya
meron
Sasaran :
umum
Materi :
1. Pengertian meron secara umum
2. Pengertian meron secara khusus
Pelaku :
1.Angga
2. Anggi
3. Yani
4. Edy purnomo
Sinopsis :
Siang hari terik panas matahari yang
menemani perjalanan angga dan anggi untuk pergi ke suatu tempat dan sengaja
melewati jalan lintas sukolilo yang kebetulan hari itu merayakan hari maulud
Nabi dan mengalami kemacetan saat menuju jalan sebelum arah sukolilo. Kemudian mereka berdua
penasaran dengan kemacetan jalan ini disebabkan karena apa kemudian mereka
berdua bertanya-tanya kepada yani penduduk asli sukolilo yang berada diluar
menyaksikan keramaian meron juga setelah mendapat penjelasan arti meron itu apa
anggi menginginkan untuk pulang namun angga mengajak anggi untuk bertanya langsung
kepada ketua panitianya langsung biar afdol yaitu bapak edy purnomo kemudian
menjelaskan secara detail apa itu meron.
Treatmen
Adegan 1 :
Angga dan anggi jalan-jalan melewati desa sukolilo yang mengalami kemacetan
Adegan 2 :
Dialog bersama Yani pengunjung kerumunan
Meron
Adegan 3 :
Wawancara dengan Edy Purnomo Ketua Panitia Grebeg Budaya Tradisi Meron Desa
Sukolilo, Kabupaten pati
Naskah Dialog
FX : Suara kendaraan bermotor dan ramainya
kerumunan orang
Angga : Wah sepertinya jalanan depan kita macet
nggi
Anggi : Iya ngga, kira-kira ada apa ya ?
sampai-sampai jalanan macet seperti ini.
Angga : Bikin penasaran saja ini nggi. Bagaimana
kalau kita berhenti dan cari tau tentang kemacetan ini
Anggi : Alah aku tidak mau cuaca panas kayak
gini kok mau turun dan berlama-lama disini.
Angga : Dasar cewek memang rempong kena panas
saja sudah ngeluh.
Anggi : Ya wajarlah cewek tuh selalu menjaga
kulitnya dari sinar matahari. Emangnya kamu cuek sama penampilan. Nggak banget
deh.
Angga : Sudahlah jangan mikir yang lain.bukankah
kita masih punya tanggungan buat tugas akhir semester? Nah ini cocok untuk
membantu tugas kita. Apa kamu tidak mau tugas kamu cepet selesai mumpung ada
kesempatan?
Anggi : Iya kamu benar juga ngga mungkin itu
bisa membantu tugas kita dalam pembuatan tugas akhir semester.
Narator : Saudara mendengar percekapan antara
angga dan anggi yang melewati jalan sukolilo dan menglami kemacetan. Sedangkan
anggga ingin turun dan mendapatkan informasi dari kemacetan tersebut namun
anggi awalnya tidak mau karena panas pada akhirnya anggi mau turun dan mencari
informasi dengan angga untuk bahan referensi tugas akhir semester.
Angga : Nggi siapa yah yang ingin kita
wawancarai soal kemacetan ini?
Anggi : Siapa aja boleh.
Angga : Ah kau ini masih saja bercanda ini untuk
tugas kita!
Anggi : Iya-iya aku nggerti. Itu sebelah
parkiran ada orang banyak juga pilih salah satu dan wawancarai.
Angga : Aku juga tau kalau disana ada orang
banyak tapi bingung mau Tanya sama siapa
Anggi : Sama mbak-mbak itu aja ngga yang pake baju
merah
Angga : Oh iya sepertinya dia lagi santai dan
bisa diwawancarai. Yuk kita mendekatinya nggi
Anggi : Siap.
Angga : Maaf mbak bisa minta waktunya sebentar
untuk bertanya-tanya kepada mbak?
Yani : Iya
mas ada yang bisa saya bantu ?
Angga : Iya mbak,sebelumnya dengan siapa saya
bicara?
Yani : Nama
saya yani penduduk asli disini.
Angga : Saya mau bertanya mbak, sepanjang jalan
mendekati desa sukolilo kok macet itu ada apa mbak bukankah ramainya saat sore
ketika orang pulang bekerja atau pun pelajar yang pulang sekolah?
Yani : Begini
mas jalanan macet karena para penduduk asli sukolilo ataupun penduduk dari
daerah lain sedang ramai mengerumuni perayaan meron dalam peringatan maulud
nabi pada siang hari ini tepatnya.
Angga : Meron itu apa ya mbak?
Yani : Meron
adalah arak-arakan
nasi tumpeng yang menurut masyarakat setempat disebut Meron. Nasi tumpeng
tersebut dibawa ke masjid Sukolilo sebagai kelengkapan upacara selamatan.
Prosesi Meron tersebut diikuti oleh aneka ragam kesenian tradisional setempat.
Setelah upacara selamatan selesai, nasi Meron kemudian dibagikan kepada seluruh
pengunjung. Kalau ingin lebih tau jelasnya secara detail tentang meron mbak dan
mas bisa Tanya langsung pada ketua panitianya.
Anggi : Jadi begitu
mbak intinya meron itu seperti ap. menurut mbak acara ini sangat berkesan nggak
sih untuk mbak?
Yani : Tentunya saya sangat berkesan mbak karena
setiap malam pasti ramai orang-orang masyarakat sekitar berbondong-bondong
untuk dating ke pasar malam sampai jalanan juga macet walaupun malam hari
apalagi kalau malam minggu wah tidak bisa ditebak lagi pasti jalanan rata-rata
anak muda namun para keluarga juga tidak kalah banyaknya untuk maramaikan pasar
malam disukolilo.
Angga : Oh jadi begitu
ya mbak, sebelumnya saya minta maaf mengganggu waktunya. Terimakasih atas info
dan penjelasannya mbk.
Yani : Oh
iya tidak apa-apa mas.
Narator : Saudara
mendengar percakapan antara angga dan anggi dengan yani penduduk sukolilo untuk
mewawancarai apa itu meron dan penjelasan mengenai meron.
Anggi : Nah, ngga kita
udah agak tenang sudah mendapatkan informasi tentang meron dengan mbak yani
tadi bukankah itu cukup untuk membantu tugas kita?
Angga : Ah kau ini,
segitu belum cukup nggi kita harus Tanya kepada orang lain lagi!
Anggi : Hah! Apa Tanya sama
orang lagi. Ini hari semakin panas terik matahari semakin ditengah itu artinya
tanda panas sangat memuncak, eh kamu malah ngajak wawancara lagi.
Angga : Ya sudah kalau
tidak mau, kamu aku tinggal disini apa mau?
Anggi : G mau ngga, y
sudah aku ikut saja
Angga : Nah, begitu dong jangan jadi
cewek yang manja kita harus wawancara lagi biar afdol sama ketua panitia meron
itu sendiri. Bagaimana setuju nggi?
Anggi : Ok setuju.
Angga : Maaf pak mengganggu sebentar saya
ingin bertanya siapa ya panitia dari grebeg meron ini?
Edy purnomo : Oh
kebetulan saya sendiri yang jadi ketua panitianya mas, adakah yang bisa saya
bantu?
Angga : Oh jadi bapak sendiri
ketua panitianya kebetulan sekali ketemu dengan bapak, begini pak saya ingin
bertanya-tanya tentang tradisi meron yang dilaksanakan pada siang hari ini.
Menurut bapak secara detailnya meron itu seperti apa?
Anggi : Iya pak kami ingin mengetahui
informasi tentang tradisi ini untuk bahan tugas akhir semester
Edy purnomo : Oh jadi
begitu baiklah saya akan menjawab pertanyaan kalian berdua, jadi begini mbak
Meron adalah tradisi memperingati kelahiran nabi Muhammad juga berlangsung di
kecamatan Sukolilo, 27 km arah selatan Pati.. Upacara ini ditandai dengan
arak-arakan nasi tumpeng yang menurut masyarakat setempat disebut Meron. Nasi
tumpeng tersebut dibawa ke masjid Sukolilo sebagai kelengkapan upacara
selamatan. Prosesi Meron tersebut diikuti oleh aneka ragam kesenian tradisional
setempat. Setelah upacara selamatan selesai, nasi Meron kemudian dibagikan
kepada seluruh pengunjung. Jalanan sepanjang satu kilometer yang membelah
Pegunungan Kendeng Utara di Desa sukolilo kabupaten pati jawa tengah mengalami kemacetan. Mereka mengerumuni
arak-arakan 14 meron atau gunungan yang menyerupai tombak yang ujungnya
terdapat lingkaran berisi ayam jago atau masjid. Gunungan itu sangat khas,
karena terbagi menjadi tiga bagian. Bagian teratas adalah mustaka yang
berbentuk lingkaran bunga aneka warna berisi ayam jago atau masjid. Ayam jago menyimbolkan semangat keprajuritan,
masjid merupakan semangat keislaman, dan bunga simbol persaudaraan. Bagian
kedua gunungan itu terbuat dari roncean atau rangkaian ampyang atau kerupuk
aneka warna berbahan baku tepung dan cucur atau kue tradisional berbahan baku
campuran tepung terigu dan tepung. Ampyang melambangkan tameng atau perisai
prajurit dan cucur lambang tekad manunggal atau persatuan. Adapun bagian ketiga
atau bawah gunungan disebut ancak atau penopang. Ancak itu terdiri ancak atas
yang menyimbolkan iman, ancak tengah simbol islam, dan ancak bawah simbol
ikhsan atau kebaikan.
Anggi : Lalu bagaimana masyarakat
menaggapi semua itu pak?
Edy purnomo : Masyarakat Sukolilo mempercayai barang siapa memperoleh salah satu dari bagian-bagian gunungan itu akan mendapatkan berkah sesuai dengan makna lambang-lambang itu.
Edy purnomo : Masyarakat Sukolilo mempercayai barang siapa memperoleh salah satu dari bagian-bagian gunungan itu akan mendapatkan berkah sesuai dengan makna lambang-lambang itu.
Angga : Apakah ada sejarah
yang mendasari meron tersebut pak?
Edy purnomo : tentunya ada , Tradisi Meron merupakan tradisi tahunan yang digelar masyarakat Desa Sukolilo setiap peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW. Tradisi itu tumbuh sejak abad XVII. Waktu itu, Sukolilo masih kademangan di bawah Kasultanan Mataram di bawah perlindungan lima bersaudara yang kerap disebut pendawa Sukolilo, yaitu Sura Kadam, Sura Kerto, Sura Yuda, Sura Dimejo, dan Sura Nata.
Sura Kadam merupakan salah satu abdi dalem Kasultanan Mataram. Dia menjadi penunjuk jalan sekaligus prajurit mata-mata Kasultanan Mataram ketika Bupati Pati, Wasisjoyokusuma, tidak mau tunduk kepada Kasultanan Mataram. Ketika pasukan Kasultanan Mataram sampai di Sukolilo, terjadilah pertempuran dengan prajurit Pati. Namun, pertempuran itu berakhir dengan damai berkat kepiawaian berdialog Sura Kadam dan empat tumenggung Kasultanan Mataram.
Untuk merayakan kemenangan perdamaian itu, digelarlah Tradisi Meron yang berarti gunungan keprajuritan yang membawa pepadhang (penerang) persaudaraan dan perdamaian.
Edy purnomo : tentunya ada , Tradisi Meron merupakan tradisi tahunan yang digelar masyarakat Desa Sukolilo setiap peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW. Tradisi itu tumbuh sejak abad XVII. Waktu itu, Sukolilo masih kademangan di bawah Kasultanan Mataram di bawah perlindungan lima bersaudara yang kerap disebut pendawa Sukolilo, yaitu Sura Kadam, Sura Kerto, Sura Yuda, Sura Dimejo, dan Sura Nata.
Sura Kadam merupakan salah satu abdi dalem Kasultanan Mataram. Dia menjadi penunjuk jalan sekaligus prajurit mata-mata Kasultanan Mataram ketika Bupati Pati, Wasisjoyokusuma, tidak mau tunduk kepada Kasultanan Mataram. Ketika pasukan Kasultanan Mataram sampai di Sukolilo, terjadilah pertempuran dengan prajurit Pati. Namun, pertempuran itu berakhir dengan damai berkat kepiawaian berdialog Sura Kadam dan empat tumenggung Kasultanan Mataram.
Untuk merayakan kemenangan perdamaian itu, digelarlah Tradisi Meron yang berarti gunungan keprajuritan yang membawa pepadhang (penerang) persaudaraan dan perdamaian.
Anggi : Apa saja di dalam gunungan tersebut apakah ada makna tersendiri
atau bagaimana pak?
Edy purnomo : meron
yang berasal dari bahasa jawa rame dan iron-tiron-tiruan.
Dalam arak-arakan acara tersebut, diiring beberapa gunungan yang sangat khas, karena terbagi menjadi tiga bagian.
1. Bagian teratas adalah mustaka yang berbentuk lingkaran bunga aneka warna berisi ayam jago atau masjid Ayam jago menyimbolkan semangat keprajuritan, masjid merupakan semangat keislaman, dan bunga simbol persaudaraan.
2. Bagian kedua gunungan itu terbuat dari roncean atau rangkaian ampyang atau kerupuk aneka warna berbahan baku tepung dan cucur atau kue tradisional berbahan baku campuran tepung terigu dan tepung. Ampyang melambangkan tameng atau perisai prajurit dan cucur lambang tekad manunggal atau persatuan.
3. Adapun bagian ketiga atau bawah gunungan disebut ancak atau penopang. Ancak itu terdiri ancak atas yang menyimbolkan iman, ancak tengah simbol islam, dan ancak bawah simbol ikhsan atau kebaikan.
Dalam arak-arakan acara tersebut, diiring beberapa gunungan yang sangat khas, karena terbagi menjadi tiga bagian.
1. Bagian teratas adalah mustaka yang berbentuk lingkaran bunga aneka warna berisi ayam jago atau masjid Ayam jago menyimbolkan semangat keprajuritan, masjid merupakan semangat keislaman, dan bunga simbol persaudaraan.
2. Bagian kedua gunungan itu terbuat dari roncean atau rangkaian ampyang atau kerupuk aneka warna berbahan baku tepung dan cucur atau kue tradisional berbahan baku campuran tepung terigu dan tepung. Ampyang melambangkan tameng atau perisai prajurit dan cucur lambang tekad manunggal atau persatuan.
3. Adapun bagian ketiga atau bawah gunungan disebut ancak atau penopang. Ancak itu terdiri ancak atas yang menyimbolkan iman, ancak tengah simbol islam, dan ancak bawah simbol ikhsan atau kebaikan.
Angga : Terimakasih atas
informasi yang bapak berikan pada kami. Sukses untuk acara grebek meronnya ya
pak saya pamit dulu. Assalamualaikum
Edy purnomo :
walaikumsalam
Narrator : Demekian tadi percakapan angga dan anggi dengan pak
edy purnomo ketua panitia grebek meron yang menjelaskan secara detail apa itu
meron.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar